Melihat Seorang Muslim Dari Sisi Akhlak Sosial, Dadang Kahmad: Belum Sempurna Keimanan Seseorang Tanpa Mencintai Saudaranya Sendiri

  • oleh Admin
  • 23 April 2024
lazismudki

(Foto: muhammadiyah.or.id)

 

 

 

JAKARTA -- Momentum Idulfitri 1445 H/2024 M selalu yang dinantikan untuk saling memaafkan, dan menyambung kembali tali silaturahmi bersama keluarga tercinta. Bulan Ramadhan dan Syawal juga menjadi masa untuk kembali saling peduli dan bersimpati kepada sesama saudara seiman.

Dilansir dari muhammadiyah.or.id., Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Dadang Kahmad., M.Si berkesempatan menghadiri Silaturahmi Idulfitri 1445 H yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka (UHAMKA) pada Senin (22/4). Dalam kesempatan tersebut Dadang Kahmad menyampaikan, Terma iman dan takwa dalam Agama Islam menjadi indikator perilaku hubungan sosial atau akhlak sosial setiap insan manusia.

Menurutnya, Indikator iman dan takwa pada perilaku hubungan sosial itu ditemukan didalam Al Qur’an dan Hadis Nabi. Selain itu, muslim yang salatnya, puasa, zakat, dan hajinya tertib, tapi kalau akhlaknya jelek maka indikator keimanannya juga jelek.

“Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, muliakan tamu, muliakan tetangga, berkata baik atau diam,” Sebut Dadang Kahmad dengan mengutip Sabda Nabi Muhammad Saw.

Baca juga: Warna Warni Bulan Syawal Sebagai Awal Perubahan, Muhammad Sayuti: Harus Ada Hal Baru Yang Kita Lakukan!

Selain itu, disebutkan juga dalam Hadis Riwayat Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45, yang menyebutkan bahwa belum sempurna keimanan seorang muslim yang tidak mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.

Indikator keimanan adalah akhlak sosial juga gamblang disebutkan dalam Ali Imran ayat 133 sampai 134. Yaitu orang yang berinfak di waktu sempit, mampu menahan amarah dan memaafkan, serta mencintai orang berbuat baik.

“Indikator ketakwaan dalam ayat itu adalah sangat luar biasa, sangat sosial,” Jelasnya.

Guru Besar Sosiologi Agama UIN Sunan Gunung Jati ini juga menyebut, muslim yang dapat mencapai indikator tersebut akan mendapat sebutan sebagai muhsinin atau orang yang luar biasa berbuat baiknya. Muhsinin ini menurutnya berada pada peringkat di atas mutakin.

Baca juga: Pembelajaran Keseimbangan Melalui Nilai Tengah Pasca Ramadhan, Haedar Nashir: Supaya Tidak Berlebihan

Maka, kata kunci yang bisa digunakan untuk mencapai derajat muhsinin ini adalah pengendalian diri secara maksimal dan luar biasa. Itu adalah harapan yang harus dipupuk oleh setiap muslim dalam kehidupan.

Lazismu DKI Jakarta membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin turut serta berdonasi melalui rekening bank DKI: 70309003389 A/n. Lazismu DKI Jakarta.

 

Dan tidak lupa menyertakan kode unik “17” pada nominal yang disedekahkan (contoh: Rp. 100.017). (*)